T. Djamaluddin
Peneliti Hubungan Matahari-Bumi, LAPAN
Deputi Sains, LAPAN
(Membawahi Pusat Sains Atmosfer dan Pusat Sains Antariksa)
(Gambar-gambar diambil dari situs http://www.lapan.go.id, Wikipedia, http://www.bom.gov.au, dan severe.worldweather.wmo.int/)
Pekan terakhir Januari 2012 sebagian besar wilayah Indonesia dilanda cuaca ekstrem
yang dipicu oleh terbentuknya daerah tekanan rendah (tropical low) di
Selatan Jawa yang kemudian tumbuh menjadi badai (siklon) tropis Iggy.
Pusaran awan di Barat Australia pada citra satelit di atas adalah badai
tropis Iggy. Pergerakannya digambarkan pada peta berikut ini:
Badai secara umum dikenal sebagai angin topan, taifun, atau siklon.
Bagaimana terbentuknya badai tropis dan kaitannya dengan angin kencang
di Indonesia? Ringkasnya, badai tropis terjadi karena adanya daerah
tekanan rendah di Selatan atau Utara Indonesia yang memicu pengalihan
massa udara dengan kecepatan tinggi ke daerah tekanan rendah itu yang
menyebabkan fenomena angin kencang. Badai tropis adalah makna umum yang
bermula dari wilayah sekitar daerah tropis, baik di belahan Selatan
maupun Utara. Namun dalam konteks musim hujan, fenomena angin kencang
terjadi pada kondisi badai tropis di belahan Selatan. Badai tropis di
belahan Utara yang terjadi pada saat matahari berada di belahan Utara
bisa dijelaskan dengan mekanisme yang sama.
Angin sesungguhnya adalah fenomena pemindahan massa udara dari daerah
tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah. Pamanasan matahari yang
menyebabkan musim panas di belahan Selatan menyebabkan tekanan udara di
belahan bumi Selatan relatif lebih rendah daripada wilayah musim dingin
di belahan utara. Maka udara mengalir dari Utara ke Selatan yang kita
kenal sebagai angin pasat Asia (monsun Asia) dengan disertai pergeseran
zona konvergensi ke Selatan. Zona konvergensi yang dikenal sebagai ITCZ
(Inter-Tropical Convergence Zone) merupakan zona pertemuan angin dari
Utara dan dari Selatan yang sekaligus merupakan zona pembentukan awan
yang sangat intensif. Adanya zona konvergensi (ITCZ) itulah yang
menyebabkan Indonesia banyak tertutup awan yang berarti juga banyak
hujan. Itulah musim hujan di Indonesia. Dalam kondisi normal, angin
pasat Asia kecepatannya tidak terlalu besar, oleh karenanya angin ini
dulu banyak dimanfaatkan oleh para pedagang antarbenua.
Badai tropis lazim terjadi pada musim hujan di Indonesia, sekitar
Desember – Maret akibat dinamika atmosfer di bumi belahan Selatan, saat
matahari berada di Selatan. Bagaimana bisa terjadi? Dalam kondisi
tertentu, kenaikan suhu muka laut bisa memicu pembentukan daerah tekanan
rendah yang kemudian disertai dengan konveksi (naiknya udara basah yang
hangat). Itulah sebabnya badai hanya terjadi di lautan, walau kadang
dalam pergerakannya bisa saja berlanjut ke daratan. Karena ini
melibatkan dinamika udara skala regional, maka udara di wilayah
sekitarnya juga terpengaruh dengan terjadinga aliran udara secara massif
menuju daerah tekanan rendah yang menjadi titik pusaran tersebut.
Itulah yang menyebabkan terjadinya angin kencang di wilayah yang luas.
Karena wilayah konvergensi juga berkaitan dengan wilayah pertumbuhan
awan yang aktif, maka angin kencang itu sering disertai dengan hujan
lebat. Di daerah pantai, angin kencang bisa menyebabkan gelombang
tinggi.
Peta di bawah ini menunjukkan kondisi anomali suhu permukaan laut
saat terjadinya daerah tekanan rendah di Selatan Jawa sebelah Barat
Australia dan pola aliran angin yang membentuk pusaran. Perhatikan, arah
anginnya. Efek koriolis menyebabnya angin dari Utara ketika melintasi
ekuator di belokkan ke arah Timur. Angin dari Selatan akan dibelokkan ke
arah Barat. Hal yang sama terjadi juga pada aliran angin yang menujuk
daerah tekanan rendah. Di sekitar daerah tekanan rendah, angin dari
Utara di belokkan ke arah Timur dan angin dari arah Selatan di belokkan
ke arah Barat. Maka terjadilah pusaran dengan arah searah jarum jam.
Grafis mekanisme efek koriolis penyebab pusaran angin dan konveksi di
pusat pusaran di tunjukkan juga di bawah ini. Di titik pusaran itu
terjadi konveksi yang sangat aktif, massa udara basah yang hangat naik
dengan cepat ke atas.
Kalau ada daratan yang dilalui pusaran badai, kerusakan hebat akan
terjadi, karena selain pusaran angin yang sangat kencang, aliran udara
naik juga akan menarik segala sesuatu yang dilaluinya. Untungnya badai
tropis tidak akan pernah mencapai wilayah ekuator. Jadi Indonesia aman
dari dampak langsung badai tropis, tetapi tetap akan terdampak oleh
angin kencangnya. Mengapa tidak akan pernah mencapai Indonesia? Tidak
adanya efek koriolis (gerak melengkung di suatu bidang yang berputar) di
daerah ekuator yang menyebabkan pusaran angin tidak terjadi. Itulah
sebabnya tidak akan pernah ada bagai tropis yang akan melintasi
Indonesia, seperti ditunjukan pada rekam jejak badai 1985 – 2005 berikut
ini.
Masyarakat, termasuk media massa sering menyamakan angin kencang
dengan puting beliung (angin puyuh). Angin kencang adalah efek dari
terjadinya daerah tekanan rendah di lautan yang tumbuh menjadi badai
tropis. Angin kencang cakupan wilayahnya sangat luas dan bisa berlangung
berhari-hari. Sedangkan puting beliung bersifat lokal (misalnya satu
kampung) dan hanya berlangsung beberapa menit saja. Puting beliung
sesungguhnya adalah badai skala kecil (mesocyclone). Kejadian puting
beliung bukan di lautan tetapi di daratan dan biasanya terjadi pada
musim pancaroba, peralihan musim hujan ke musim kemarau (Maret – Mei)
atau peralihan musim kemarau ke musim hujan (September – November).
Mekanismenya hampir sama, akibat efek pemanasan dan dinamika atmosfer.
Hanya saja, puting beliung dipicu efek pemanasan lokal di daratan.
Pusarannya bukan disebabkan efek koriolis, tetapi oleh dinamika atmosfer
lokal. Pada musim pancaroba, terjadi peralihan angin dari Selatan ke
Utara (Maret – Mei) atau dari Utara ke Selatan (September – November).
Pada muism pancaroba itulah distribusi panas di wilayah Indonesia seolah
terkungkung di dalam wilayah Indonesa yang memicu temperatur tinggi di beberapa kota.
Pemanasan lokal di wilayah minim pepohonan pada siang hari yang terik
disertai dengan dinamika atmosfer lokal sedemikian rupa, maka akan
terjadi udara basah yang hangat akan naik cepat membentuk awan hujan
yang tebal. Naiknya udara basah dengan cepat bisa mencapai ketinggian
beberapa kilometer yang suhunya mencapai titik beku sehingga sebagian
titik-titik air berkondensasi membentuk butiran es. Kajadian selanjutnya
adalah adanya angin yang turun dengan cepat disertai dengan hujan
lebatdan kadang-kadang disertai juga dengan butiran-butiran es. Naiknya
udara dengan cepat disertai dengan pusaran angin yang bersifat lokal
itulah yang dinamakan puting beliung. Ini sangat merusak, tetapi
bersifat lokal dan waktunya sangat singkat.
Pola angin yang tak teratur pada musim pancaroba di Indonesia

wordpress.com/2013/memahami-badai-tropis-angin-kencang-dan-puting-beliung/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar