Macam - macam bakat anak | Jenis-jenis Bakat Anak | Tips mengembangkan bakat anak | Cara mengembangkan bakat anak | Cara mengenali Bakat Anak | cara Memahami bakat anak.
Setiap anak dipercaya memiliki bakat sendiri-sendiri. Namun bakat anak
ini tidak bisa langsung terlihat begitu saja. Karenanya orang tua
harus mengenali dan memahami bakat yang dimiliki anaknya. Dengan
memahami bakat anak, akan lebih mudah dan terarah dalam
mengembangkannya.
Memahami bakat anak
merupakan langkah awal dalam membantu anak meraih masa depannya.
Tetapi tahukah kita batasan-batasan tentang keberbakatan itu sendiri dan
apa tantangan yang dihadapai dalam mengarahkannya? Apakah anak kita
benar berbakat di bidang tertentu atau tidak? Apa yang orang tua dapat lakukan untuk mengenali dan mengembangkan bakat anaknya. Dan apa yang harus diwaspadai agar usaha yang kita lakukan tidak berbuah simalakama. Terlalu ngoyo
dalam mendorong salah, tidak didorong pun juga salah. Karena itu
penulis mengajak anda untuk menyimak hal-hal yang mendasar tentang
keberbakatan ini.
Beberapa pakar psikologi memberikan pengertian tentang anak berbakat:
- Tannenbaum memandang keberbakatan dari empat klasifikasi yaitu kelangkaan, keunggulan (mengacu pada sensibilitas serta sensitivitas yang lebih tinggi), kuota (keterbatasan jumlah individu yang memiliki keterampilan) dan anomali.
- Renzulli berpendapat bahwa seseorang bisa dikatakan berbakat jika ia menunjukkan kemampuan diatas rata-rata, melakukan hal-hal yang kreatif dan memiliki tekad dalam melaksanakan tugasnya.
- Damon berpendapat bahwa bakat sangat dibutuhkan untuk berprestasi tinggi. Namun untuk berprestasi tinggi, bakat harus dikembangkan dengan kerja keras, keuletan serta latihan.
Pada
dasarnya ketiga pakar tersebut setuju bahwa untuk mengembangkan bakat
seseorang diperlukan pengakuan dan perhatian, pemberian kesempatan
mengembangkan minat, kerja keras, keuletan serta latihan terus
menerus.
Namun ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam mengarahkan bakat ini:
- Sulitnya menemukan/menentukan bakat mana yang harus dikembangkan atau bakat apa yang sesungguhnya dimiliki oleh anak.
- Setiap individu adalah unik karena itu setiap bakat perlu memperoleh perhatian khusus.
- Perubahan sistem pendidikan. Perubahan yang terlalu sering dapat menghambat proses belajar dilain pihak perubahan yang terlalu lambat akan terlalu banyak menunda perkembangan bakat anak.
- Intervensi sosial (sekolah). Disiplin kelas dan prinsip egalitarian yaitu pemerataan terhadap semua siswa dengan harus mengikuti kegiatan yang sama namun tidak diminati anak.
- Ketidak seimbangan evaluasi. Pandangan umum yang memandang keberbakatan berdasarkan skor IQ. Padahal IQ tidak menggambarkan bakat musik atau bakat olahraga seseorang. Sekolah sering kali menggolongkan anak yang berprestasi sebagai anak yang memperoleh nilai pelajaran yang baik. Akibatnya sekolah kurang memberikan perhatian kepada anak yang memiliki bakat yang tak terukur oleh standar IQ.
1. Kinetik Fisik (Bodily Kinesthic
Bakat dalam menggunakan badan untuk memecahkan masalah
dan mengekspresikan ide serta perasaan. Ciri-cirinya: Menonjolkah
i` dalam olahraga tertentu? Apakah ia tidak bisa duduk diam untuk
waktu yang lama? Pandaikah ia menirukan gerakan badan atau wajah
orang lain? Tangkaskah ia dalam kegiatan yang membutuhkan
ketrampilan tangan, seperti origami (melipat kertas gaya jepang),
membuat pesawat dari kerta, melukis, bermain dengan tanah liat,
atau merajut? Apakah ia dapat menggunakan badannya dengan baik
untuk mengekspresikan dirinya?
2. Bahasa (Linguistic)
Bakat untuk menggunakan kata-kata,
baik oral maupun verbal, secara efektif. Beberapa pertanyaan yang
bisa membantu menetukan apakah anak berbakat di bidang ini atau
tidak. Apakah ia bisa menulis lebih baik dari anak seusianya?
Sukakah ia bercerita atau membuat lelucon? Sukakah ia membaca
buku? Apakah ia bisa mengeja lebih baik dari anak seusianya?
Apakah ia dapat mengkomunikasikan pikiran, perasaan dan idenya secara
baik.
3. Logika dan Matematis (Logical-Mathematical)
Bakat untuk mengerti dan menggunakan angka secara efektif,
termasuk mempunyai kemampuan kuat untuk mengerti logika.
Ciri-cirinya: Apakah ia tak hentinya ingin tahu bagaimana alam dan
benda-benda bekerja? Apakah ia suka bermain dengan angka? Sukakah
ia akan pelajaran matematika di sekolah? Sukakah ia bermain
dengan permainan asah otak seperti catur? Sukakah ia
mengelompokkan benda-benda?
4. Musikalitas (Musical)
Bakat untuk memahami musik
melalui berbagai cara. Dibawah ini adalah beberapa pertanyaan
yang membantu untuk menentukan apakah anak menunjukkan bakat musik
yang menonjol: Pandaikah ia dalam menghafal lagu dan
menyanyikannya? Dapatkah ia bermain alat musik? Sensitifkah ia terhadap
suara-suara di sekitarnya? Apakah ia suka bersiul atau menggumam
lagu?
5. Pemahaman Alam (Naturalist Intelligence)
Mengenali dan menggolongkan dunia tumbuhan dan binatang, termasuk
dalam memahami fenomena alam. Ciri-cirinya: Sukakah ia berceloteh
mengenai binatang kesayangannya atau tempat-tempat yang
disukainya? Sukakah ia bermain di air? Apakah ia suka ke kebun
binatang, taman safari atau kebun raya? Apakah ia bermain dengan
binatang peliharaannya? Apakah ia suka mengoleksi kumbang, bunga,
daun atau benda-benda alam lainnya?
Peran Sekolah dan Keluarga
Sekolah merupakan salah satu lembaga sosial yang diharapkan dapat
membantu anak-anak mencapai prestasi pendidikan yang baik. Namun
disamping sekolah orang tua memiliki peran yang sangat berarti dalam
mengembangkan bakat anak. Dipercaya bahwa adanya peran pengasuhan yang
baik cenderung membuka peluang lebih besar bagi anak-anak untuk
mengembangkan bakatnya sesuai dengan minat anak. Peran pola asuh
keluarga yang dilandasi kasih sayang, dan disertai pemberian stimulasi
(perangsangan) yang cukup dan sesuai dipercaya dapat melahirkan
anak-anak yang berbakat.
Kerja sama antara sekolah dan orang tua sangat dibutuhkan. Para orang
tua bagi anak-anak yang berprestasi tinggi memberikan pola asuh yang
baik disertai kehangatan, selanjutnya para guru memberikan pelatihan
yang baik.
- Patoklah prestasi akademis yang tinggi namun realistis buat anak.
- Tanamkanlah rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.
- Bicara dan bermain dengan anak, untuk meningkatkan kemampuan komunikasi.
- Berceritalah mengenai berbagai peristiwa yang sedang terjadi, apa saja yang terjadi di lingkungan sekitar. Saat berbicara mengenai rutinitas harian Anda, jelaskan apa yang Anda lakukan dan mengapa. Doronglah anak untuk bertanya untuk Anda jawab, atau bisa juga bantu dia untuk menjawabnya sendiri.
- Perhatikan apa yang mereka suka lakukan, seperti hobi menggambar, melukis, atau menggunakan angka-angka. Bantu mereka mengembangkan kesukaan itu, dan cari tahu bagaimana mereka bisa mengikuti lomba di lingkungan sekitar atau di tingkat kota.
- Bawa anak ke tempat-tempat dimana mereka bisa mempelajari hal baru, seperti pentas musik, museum atau galeri seni.
- Cari anggota keluarga yang bisa menjadi mentor membantu anak mengembangkan bakat mereka.
Hal yang Harus Diwaspadai oleh Orang Tua
Orang tua hendaknya waspada akan diri mereka apakah mereka memberikan
respon sungguh terhadap kebutuhan anak ataukah hanya memberikan respon
kepada bakat yang dimiliki anak. Tidak sedikit orang tua yang salah
dalam hal ini yaitu adakalanya orang tua menyadari anak mereka berbakat
lantas secara menggebu-gebu memaksa anakya mengikuti latihan-latihan
dengan program yang sangat ketat. Dorongan seperti ini lambat laun akan
membuat anak menyadari bahwa orang tua mereka lebih berminat pada
bakat yang mereka miliki daripada memperhatikan kesejahteraan dan
kebahagiaan diri mereka selaku anak-anaknya.
- Dorongan, apalagi pemaksaan secara berlebihan pada anak dapat melunturkan motivasi anak untuk mengembangkan bakat mereka. Anak akan merasa tertekan, sakit hati, atau melakukan sesuatu hanya karena berharap memperoleh hadiah. Masa kecil mereka bahkan akan hilang sebagian.
- Pujian yang berlebihan pada anak-anak usia muda atau menjadikan anak sebagai figur publik secara terus menerus merupakan bentuk eksploitasi terhadap anak bahkan cendrung melunturkan semangat anak untuk mengeksplorasi bakat mereka lebih lanjut.
- Pujian yang berlebihan tanpa kendali emosi juga dapat membawa anak terjebak ke dalam sikap lupa diri.
- Para orang tua yang memiliki anak-anak berbakat hendaknya jangan terlalu berharap bahwa anak-anak tersebut kelak akan menjadi kreator, inventor atau inovator. Seorang anak yang berbakat sebagai seorang dokter tidak harus menjadi penemu serum tertentu tetapi dapat menjadi pelayan kesehatan yang sangat baik bagi masyarakat. www,armhando.com.tips cara mengengembangkan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar